Diriku Apa Adanya

Foto saya
Indonesia
Only new-born human to develop potencies optimum 100% and to give multi-purposes internationally

Rabu, Juli 16, 2008

Mensucikan Jiwa

Oleh: Ade Chandra
Dimuat di Buletin Profetik,Juli 2008 di Pekanbaru, Riau

Manusia sejak hadir kedunia ini telah memiliki dua potensi dalam jiwanya yaitu potensi kefasikan dan potensi ketakwaan (QS.Asy Syams 91:8). Salah satu potensi jiwa ini dapat mendominasi atau bahkan dapat berkembang secara bersamaan. Tergantung bagaimana seseorang mengolah potensi-potensi jiwa tersebut. Apabila jiwa kefasikan yang dominan dikembangkan, maka akan terbentuk manusia-manusia pendosa yang menyenangi maksiat dan kerusakan. Bukan hanya merusak dirinya tetapi akan merusak manusia lainnya serta alam dan lingkungannya. Sebaliknya bila jiwa ketakwaan berkembang optimal, maka kesholehan, kebaikan dan multi-manfaat akan dihasilkan sehingga menjadi rahmat bagi alam semesta.

Adakalanya jiwa kefasikan dan ketakwaan ini berkembang secara bersamaan. Disatu sisi ia melakukan perbuatan yang memudahkannya menuju Surga. Tetapi disisi lain perbuatan dosa menuju Neraka juga terus dilakukannya. Contohnya banyak orang-orang yang melaksanakan sholat, rajin baca Al Qur’an dan perbuatan baik lainnya tetapi tetap melakukan korupsi, suap-menyuap, menggunjing dan lain sebagainya. Atau wanita yang menutup auratnya dengan rapi saat melaksanakan sholat tetapi setelah selesai sholat mereka kembali mengumbar auratnya.

Jiwa ibarat sebuah cermin. Sehingga apabila cermin diliputi debu kemudian langsung dibersihkan, maka cermin tersebut akan kembali bersih dan dapat digunakan dengan menyenangkan oleh sang empunya cermin. Sebaliknya apabila cermin tersebut dibiarkan berdebu dan terus menumpuk tanpa pernah dibersihkan, maka cermin tersebut lama-kelamaan akan sulit dibersihkan. Bahkan bisa jadi cermin tersebut dibuang oleh pemiliknya karena tidak ada lagi gunanya.

Untuk jiwa kita, Allah SWT menyampaikan bahwa: “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,” (QS. Asy Syams 91:9). “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams 91:10).

Terapi mensucikan jiwa adalah dengan banyak mengingat Allah SWT dalam berbagai bentuk ibadah agar jiwa menjadi tenang (QS. Ar Ra’d 13:28). Seperti menjaga kualitas sholat wajib dan menambahnya dengan sholat sunat karena sholat lebih besar keutamaanya dibandingkan dengan ibadah lainnya (QS. Al Ankabut 29:45). Memperbanyak membaca lafaz dzikir pagi dan petang (QS. An Nur 24:36) seperti tasbih, istighfar, tahlil, tahmid dan takbir. Serta membaca Al Qur’an dengan perlahan-lahan, khususnya diakhir malam (QS.Al Muzzammil 73:4).

Selain itu, lakukan perbuatan baik pada manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam lingkungan. Juga balas setiap perbuatan buruk dengan perbuatan baik agar beruntung (QS.Al Muzzammil 73:20).

Tentu usaha pensucian jiwa ini mesti dilakukan secara rutin, terus-menerus dengan penuh keikhlasan mengharap ridho Allah SWT. Karena musuh utama kita syaitan terkutuk dan orang-orang yang bersekutu dengannya tidak akan pernah berhenti menggoda agar jiwa kita kotor dan jauh dari Allah.

Semoga kita termasuk orang-orang yang konsisten untuk terus mensucikan jiwa ini.

Bagaimana dengan Anda?