Diriku Apa Adanya

Foto saya
Indonesia
Only new-born human to develop potencies optimum 100% and to give multi-purposes internationally

Sabtu, Agustus 23, 2008

KEKUATAN BEKERJA

Oleh: Eni Kusuma

Konon, orang-orang bijak Yunani mengobati orang yang ditimpa keresahan, kesuntukan, kesedihan dan penyakit psikologis lainnya dengan memaksanya bekerja di ladang dan kebun. Hasilnya, hanya beberapa waktu kemudian, si pasien telah kembali sehat dan mendapatkan ketenangan.

Saya pikir itulah kekuatan dari bekerja. Kita lebih bahagia dan tenteram karena bekerja membuat pikiran kita bebas, tidak terbebani, juga fisik kita menjadi kuat. Jika dibandingkan dengan mereka yang menganggur di rumah, tidak melakukan kegiatan apa-apa selain bermalas-malasan. Mereka kerap terjangkit penyakit psikologis dari yang ringan sampai kronis. Awalnya mungkin mudah tersinggung terhadap perkataan-perkataan anggota keluarga ataupun orang lain sampai akhirnya tidak percaya diri sehingga bisa membuatnya menarik diri dari peredaran. Jika ini dibiarkan, maka akan semakin sulit dicarikan jalan keluarnya. Meskipun bukan tidak mungkin bisa dinormalkan seperti sedia kala. Karena segala sesuatu terjadi karena sebuah kebiasaan.

Contohnya, seorang sarjana yang menganggur karena tidak diterima kerja. Semua daya dan upaya telah dikerahkan untuk mencari pekerjaan. Namun hasilnya nihil. Dia malu karena menganggur. Sarjana kok nganggur, begitu pikirnya. Apalagi biaya kuliahnya dulu ditanggung oleh kakaknya. Lagi pula dia laki-laki yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga. Mula-mula ia malu kemudian berkembang menjadi malu-maluin. Yaitu dengan mengurung diri di kamar tanpa kegiatan, pendiam, dan menarik diri dari pergaulan.

Masalahnya di sini hanya satu, yaitu dia gengsi atau malu karena ia sarjana tapi menganggur. Seandainya ia tidak gengsi dan malu, ia tidak akan punya beban pikiran yang akan menghambat kesuksesannya. Ia bisa bekerja apa saja sebagai awal dari pembelajarannya sebelum menemukan apa yang ia inginkan. Dengan bekerja, maka beban akan hilang.



Seperti halnya saya. Dulu saya pernah ditanya oleh teman SMA. Apa? Pembantu? Begitu responnya ketika saya jawab bekerja sebagai pembantu. Memang sih, lingkungan tempat kita berada bisa menjadi lebih kejam dan mampu mengubah diri kita menjadi seorang psikopat. Mengapa musti malu dan gengsi? Jika peluang sementara pekerjaan yang saya dapat waktu itu hanya menjadi seorang pembantu, kenapa enggak? Jika saya memiliki potensi penampilan yang tidak bisa membuat orang mempertanyakan dan membahasnya lebih lanjut oh, itu lain lagi hehehe. Karena, hal lain seperti kemampuan adalah sesuatu yang bisa dipelajari.

Saya bekerja dan bekerja. Benar saja, pikiran saya bisa bebas sebebas-bebasnya. Sehingga, saya bisa menemukan sebuah potensi lain dalam diri saya yang bisa dikembangkan. Bisakah seseorang menemukan potensi yang ada dalam dirinya sementara ia terbebani oleh bermacam-macam pikiran yang semrawut? Saya tidak yakin.

So, tidak perlu merasa sedih jika ditolak bekerja kantoran karena penampilan. Dan tidak perlu gengsi jika harus bekerja menjadi tukang cuci piring. Bekerja sambil belajar dan be a smart!!

Eni Kusuma adalah mantan TKW di Hongkong, motivator, dan penulis buku bestseller Anda Luar Biasa!!!

Tidak ada komentar: