Diriku Apa Adanya

Foto saya
Indonesia
Only new-born human to develop potencies optimum 100% and to give multi-purposes internationally

Sabtu, Maret 29, 2008

Mengenal Ekonomi Islam

Oleh: Ade Chandra
7 Rabiul Awwal 1428 H
Dalam 50 (lima puluh) tahun terakhir muncul model ekonomi yang oleh masyarakat dunia dianggap ”baru”. Model ekonomi ini dikenal dengan istilah: Ekonomi Islam. Eksistensinya mulai diperhitungkan sejak runtuhnya Ekonomi Sosialis ala Unisoviet. Model ekonomi ini berlandaskan kepada ajaran Islam yang prinsip-prinsip dasarnya bersumberkan kepada Al Qur’an dan Al Hadits.

Merujuk kepada sejarah, sebenarnya Ekonomi Islam telah muncul sejak 1.428 tahun yang lalu. Sumber dasarnya sebagaimana yang Allah SWT sebutkan dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah 208 : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. Bila dipahami, sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam kehidupan manusia telah diatur oleh Islam. Tidak Ada pengkotakan-pengkotakan. Termasuk dalam Ekonomi. Sehingga adanya pemberian kata Islam dibelakang kata Ekonomi adalah salah satu upaya untuk membedakannya dari ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Untuk memposisikan bahwa Ekonomi Islam memiliki ciri khas tersendiri.

Pada beberapa perbincangan para pakar ekonomi pernah muncul ungkapan: ”Mana buktinya bahwa Ekonomi Islam itu ada, telah terbukti dan teruji?”. Untuk menjawabnya, telusuri sejarah kehidupan Islam. Saat masa Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Waktu itu tidak ada masyarakat yang mau menerima zakat. Sehingga orang-orang kaya saat itu berkeliling seharian untuk mencari orang-orang yang mau menerima zakat. Tapi tidak ada mau menerimanya. Hal ini terjadi karena ekonomi Ummat saat itu telah ”mapan”.

Padahal orang-orang yang berhak menerima zakat itu ada 8 bagian manusia sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an Surat At Taubah: 60, ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk orang yang berjuang di jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Tentunya untuk memahami Ekonomi Islam, tidak bisa dilepaskan dari Islam itu sendiri. Islam adalah perpaduan antara Akidah, Akhlaq dan Syariah. Syariah terdiri dari Ibadah dan Muamalah. Akidah dan Akhlak bersifat tetap sehingga tidak akan pernah berubah. Dalam hal Ibadah dan muamalah, para ulama seperti Imam Syafi’i dan Ibnu Taimiyah merumuskan hukum dasar dalam bidang muamalah dan ibadah sebagai berikut:

Hukum dasar dalam muamalah adalah boleh (tidak ada larangan) hingga datangnya dalil yang melarang hal-hal tertentu.

Hukum dasar dalam ibadah adalah bebas dari kewajiban hingga datang dalil yang memerintahkan untuk melakukan kewajiban tertentu.

Ini bukti bahwa Islam memberi kesempatan untuk eksplorasi dan inovasi bagi kepentingan manusia.

Selanjutnya, Islam juga memiliki karakteristik konsep. Saling berhubungan dan keterkaitan satu dengan yang lainnya. Mulai dari Rabbaniyah atau konsep dari wahyu Allah SWT sendiri tanpa mengambil sumber lain, juga wahyu-wahyu yang diberikan kepada Rasul-rasulnya yang terjaga kesuciannya (tidak terkontaminasi).

Kemudian Istiqomah, karena Islam bukan produk pemikiran manusia, bukan produk lingkungan atau masa tertentu, dan bukan produk faktor-faktor dunia, sehingga karakteristik Islam yang datang dari Allah SWT adalah “gerak di dalam kerangka yang tetap dan di seputar poros yang tetap pula.”

Lalu Syumuliyah sebagai konsep yang membicarakan seluruh yang ada di dunia dan diluar dunia secara terperinci; tentang hakikat alam, hakikat kehidupan, dan hakikat manusia meliputi tabiatnya, kejadiannya, sifatnya, hal ihwalnya, dan hubungan dengan ilahi.

Ada juga Tawazuniyah sebagai konsep seimbang dalam sendi-sendinya dan seimbang dalam pengungkapan-pengungkapannya. Keseimbangan yang tidak terombang-ambing kesana sini dan dari benturan di sana sini sehingga selamat dari kerusakan dan kekurangan.

Selanjutnya konsep Ta’amuliyah yaitu keaktifan dalam hubungan Allah SWT dengan alam kehidupan dan manusia, serta keaktifan manusia itu sendiri dalam berbagai bidang kegiatannya.
Tak ketinggalan konsep Waqi’iyah yaitu konsep Islam berhubungan dengan realitas obyektif yang memiliki wujud yang nyata dan menyakinkan serta jejak-bekas yang realitas pula. Ia tidak berupa konsep rasional, ataupun idealisme yang tidak punya wujud dalam realita.

Akhirnya konsep Tauhidiyyah yaitu konsep yang menjelaskan adanya sesuatu penguasa alam raya yang tunggal dan mengatur sesuatu yang berada di luar maupun di dalamnya. Allah-lah yang menciptakan segala apa yang ada di jagat alam ini, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat. Melalui kekuasaan-Nya, agar semua ciptaan-Nya (makhluk) harus tunduk dan beribadah kepada-Nya.

Karekteristik konsep Islam tersebut melahirkan prinsip-prinsip etika seperti prinsip kejujuran, kepercayaan, keikhlasan, persaudaraan, ilmu pengetahuan dan keadilan. Prinsip-prinsip tersebut menjadi sangat penting dalam praktik ekonomi. Hilangnya salah satu prinsip tersebut menjadikan ekonomi berjalan dengan penuh diliputi problematika.

Perkembangan selanjutnya, ekonomi Islam dipraktikkan dalam aktivitas ekonomi ummat dengan turunan-turunan konsep nya. Adanya bank syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, multi level marketing syariah, hotel syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam dan lain-lainnya yang Insya Allah akan terus bermunculan. Praktik ekonomi Islam dan turunannya tidak hanya dinikmati oleh ummat Islam tapi seluruh ummat manusia merasakan kehadirannya.

Bukankah ini membuktikan Ekonomi Islam bukan hanya konsep ideal dalam teori tapi juga seharusnya juga ideal dalam tataran praktik sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam. Nah, sudah saat nya kita berperan untuk mewujudkan ekonomi Islam dalam tataran konsep dan praktik sebagai solusi dalam ekonomi dunia saat ini.

Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar: